Nats : Kisah 7:56-60
56 Lalu katanya: "Sungguh, aku
melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah."
Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu
dia. Mereka menyeret dia ke luar kota,
lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki
seorang muda yang bernama Saulus. Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa,
katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku." Sambil berlutut ia
berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini
kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.
Kitab
Kisah Rasul tidak hanya berbicara tentang kebersamaan yang mendatangkan kuasa
dan berkat, kebersamaan yang indah dalam sebuah rumah yang memungkinkan berkat
Allah tercurah dan kebersamaan yang memberikan hidup lebih hidup dimana
hubungan kita dengan sesame akan selalu indah dan harmonis saat kita mengerti
bahwa setiap orang adalah anugrah yang Tuhan berikan kepada kita untuk kebaikan
kita, miliki sikap hati yang selalu
berbuat lebih dari yang wajib yang kita sebut mil kedua kehidupan kita. Kitab Kisah
Rasul juga menuliskan harga dan biaya dari semuanya itu yaitu menjadi korban.
Kisah
4 : Bagaimana mereka mengorbankan harta mereka
Kisah
7 : Mengorbankan hidup mereka
Kisah
9 : mengorbankan masa depannya
Kisah
12 : Mengorbankan kenyamanan
Kekeristenan
indentik dengan menjadi korban, bukan karena berbuat salah namun karena
menghidupi kebenaran dan iman mereka.
Nyatakan
kebenaran apapun akibatnya dan hiduplah dalam kebenaran apapun resikonya.
Berapa sering kita harus kompromi untuk menjaga hubungan, harus kompromi demi
uang yang akan masuk ke dalam pundi-pundi kita kita mengorbankan kejujuran,
prinsip iman, nilai-nilai atai integritas hidup kita.
·
Kita
mengikuti jalan Bileam yang mau disuap,
·
kita
menyusuri Jalan Salomo untuk mencari perhatian dari istri-istrinya dan
·
mengambil
keputusan seperti elimelekh dan Naomi yang tidak setia akan perintah Tuhan
untuk maraih masa depan yang lebih baik.
Apa
itu menjadi korban :
·
Berlaku
benar namun rugi Seperti Yusuf di rumah Potifar
·
Tetap
percaya sekalipun di tinggalkan seperti ayub
·
Tetap
taat sekalipun menderita seperti Yesus Fil 2:8
Mungkin
hari-hari ini engkau ada dalam jalan ini menjadi korban, jalanilah dengan
ucapan syukur karena itu adalah harga dari sebuah kemuliaan.
Korban bukanlah Korban apabila tidak
menyakitkan kita.
Tentu bukan berati Allah Bapa senang jika kita menderita, melainkan Dia
menginginkan kita hidup sesuai kebenaran-Nya, dan kebenaran-Nya akan
menyakitkan daging kita, tetapi ini menyehatkan kita dan menyenangkan hati
Tuhan, suatu persembahan yang harum bagi-Nya. Dalam Perjanjian Lama, Korban
diidentikkan dengan korban binatang yang dipersembahkan kepada Tuhan. Tetapi
dalam Perjanjian Baru, Korban sudah disempurnakan dalam Korban Yesus Kristus
sendiri yang telah menebus semua dosa umat manusia. Sekarang setelah kita
menerima keselamatan itu, kita juga harus menjadi Korban bagi Dia.
KESELAMATAN
SEJATI : Pembenaran +
Pengudusan + Pemuliaan
KESELAMATAN MURAHAN : Pembenaran + Pemuliaan
KESELAMATAN MURAHAN : Pembenaran + Pemuliaan
Lihat
perbedaan kedua rumus diatas, Keselamatan sejati selalu melewati proses
pengudusan. Pembenaran adalah sebuah anugrah dari Bapa yang telah mengampuni
dosa kita dan membenarkan kita. Pemuliaan adalah dimana kita akan dimuliakan
bersama Dia dalam kekekalan nanti. Sedang Pengudusan adalah Proses penting yang
tidak boleh kita abaikan. Kita harus DIKUDUSKAN ( Disempurnakan sampai menjadi
serupa dengan Kristus). Allah rindu tubuh yang bicara mengenai keseluruhan
keberadaan kita ini menjadi KUDUS bagi Dia. Kekudusan dalam gereja Tuhan
tidak boleh dilupakan dan tidak boleh dilalaikan. Inilah ibadah kita yang
sejati jikalau kita menjaga kekudusan kita! Kita tidak bisa menjadi kudus
dengan hanya mendengarkan seminar-seminar dan kaset-kaset khotbah, kita menjadi
kudus jikalau kita terus mau diperbahrui dan disempurnakan dalam kebenaran
Firman Allah. Bukan hanya mendengar tetapi kita berjuang untuk melakukan
kehendak Allah, walau belum sempurna, Dialah yang akan menyempurnakannya.
Untuk
sampai pada hati yang rela dan siap berkorban kita harus memiliki kasih yang
dari Allah
Itu
sebabnya Para pejuang iman mereka sampai pada mil kedua karena mereka mengasihi
Allah dan tidak memperhitungkan semuanya dan dengan rela berkorban.
Banyak
kasih di dalam dunia ini
·
Ada
kasih seorang pria dan wanita yang begitu kuat seperti maut namun ujungnya
perceraian dan pertengkaran
·
Ada
kasih tanpa pamrih dari orang tua lagu kasih ibu namun benarkan tanpa pamrih.?
·
Hanya
kasih Allah yang sempurna yang memapukan kita untuk sampai pada titik
pengorbanan
Seperti
yag dilakukan Petrus : Phileo, Phileo, Phileo dan akhirnya AGAPE
Seperti
yang dilakukan Yohanes : Murid yang sangat dikasihi berada sampai di kayu salib
Dan
saatnya kita memerlukan kasih itu kasih yang memampunkan kita untuk berani mati
dan berani hidup dan menjadi korban